SERING DIBACA

Archive for Januari 2016

RETORIKA KAMPANYE

By : kontributor
Kritis KampanyeInilah demokrasi, kritikan yang lahir akan membangun dan merangsang setiap orang untuk sama-sama belajar lebih tahu, yang secara tidak langsung pula menciptakan terbangunnya rasa kepedulian dari setiap diri, baik pemikiran dan hati manusia untuk mencari tahu dan peduli pada situasi dan kondisi saat ini, terlebih pada momen-momen pemilu 2014.

KRITIK DAN FITNAH
adalah notasi kata yang berbeda, smua ada notasi dan konotasi kearah mana setiap kalimat itu di arahkan. Kritik adalah sesuatu yang bersifat fakta yang berdasarkan pada keinginan untuk membangun sesuatu yang konstruktif dan bukan kontraproduktif, sementara fitnah adalah sesuatu yang penuh kebohongan tanpa fakta, fitnah berisi retorika tanpa arti tanpa bukti dan tanpa isi.

Kalimat-kalimat Tendesius yang menohok bukan berarti pula suatu rasa keberpihakan, bukan pula sesuatu kerikil yang mesti dipersoalkan, tapi kenyataanya suatu kebenaran akan rekam jejak pelu suatu klarifikasi agar masyarakat tahu “track record” dari setiap calon pemimpin, layak atau tidak smua di kembalikan kepada masyarakat, benar atau tidak suatu penilaian akan dikembalikan kepada masyarakat baik kepada si pengkritik dan yang dikritik.

Inipula rangsangan argumen politik yang sudah mulai-mulai terasa diantara para netters, mau tidak mau, suka tidak suka rangsanngan setiap informasi akan membawa kita pada akhirnya ikut terlibat menjadi pemantau yang tanpa di sadari pada situasi apapun sesuai momen yang terjadi.

Semua ucapan keritik mengandung resiko, siap tidak siap, asal berdasarkan fakta kita tidak boleh mundur atau cenderung urung untuk vokal menyampaikan suatu gagasan dan himbauan, semua sudah ada jaminan dan lindungan, asal bukan fitnah yang disampaikan semua syah untuk disampaikan. Soal sanksi moral itu bagian dari suatu proses yang harus di terima dan sudah pasti seseorang yang mengkritisi sudah tentu memikirkanya.

Kita tidak hidup dalam kungkungan sejarah di masa kelam, di mana kebebasan berbicara bergitu di batasi, sekalipun bersifat membangun pada akhirnya akan di anggap suatu pengkhianatan dan pemberontakan. Kita tidak bisa diam begitu saja ketika ada sesuatu yang kurang maka sewajarnya kita berbagi agar kita sama-sama tahu, dan mencari tahu, dan jika suatu Keritik berdasakan bukti maka selayaknya di apresiasi bukan untuk di batasi dan kemudian di ingkari atau malah di cemooh. Bagaimanapun seorang pengkritik atau seorang yang berambisius untuk membukakan pemikiran masyarakat, sekalipun keritikan bersifat objektif jika di dalamnya hanya di lihat oleh karena suatu ikatan/kemasan pada suatu penghargaan (dukungan) di belakangnya, tanpa melihat isi subtansi yang di ingin di sampaikan oleh si pengkritik, maka dia akan terlihat salah dan di anggap salah oleh sebagian masyarakat.

Junjung Independensi Kritik dan berusaha Objektif walaupun kita ada di kubu A, B atau C. Semoga kita bisa lebih bijak, dan mengukur segala sesuatunya dari segala kebenaran bukan kesesatan dalam beropini.
Tag : ,

SEPERTI INI ITU

By : kontributor

Pemimpin yang aktif di Medsos akan lebih banyak punya peluang memiliki rasa kepekaan tinggi di banding mereka yang tak aktif atau bahkan tak memiliki medsos. Karena masyarakat yang lebih dominan pada isu-isu terkini dan kritis adalah mereka para netizen (masyarakat dunia maya)

Pemimpin yang aktif di medsos seperti Kang Emil Ridwan Kamil) adalah pemimpin masa kini dan masa depan atau pemimpin yang harusnya ada pada tahun dimana teknologi sudah benar-benar milik semua orang.

"Responsif/tanggap pada setiap keluhan, tidak merasa sensi/alergi dan semua di respon dengan bijak serta di barengi dengan sifat kesabaran sebagai pemimpin dalam menjawab setiap persoalan yang di sampaikan masyarakatnnya”.

Semoga makin banyak pemimpin-pemimpin yang tidak sekedar pencitraan memasang baliho, spanduk besar di jalanan tapi sensi ketika ada keritikan, terlebih Via Medsos, biasanya ketika kritikan atau sindiran itu hadir acount-acount medsos mereka langsung nonaktif.


Semoga langkah Kang Emil yang lebih mengutamakan Medsos dalam mendengar keluhan masyarakat di contoh oleh calon pemimpin-pemimpin lainnya. Semoga.
Tag : ,

- Copyright © salcenter.id - salcente.id - Powered by Blogger - Designed by salcenter -