Archive for Oktober 2013
PERANG
By : kontributor
Wajah-wajah durjana berlalu lalang
membawa tatap menatap yang menakutkan
seorang anak hingga terperangah kepanikan
karena todongan sejata yang pasti mematikan
Siang bolong yang begitu ramai
oleh dengungan
oleh bara api
yang membuat langit hitam pekat seperti arang
yang membuat angin terasa sesak untuk di hirup
yang membuat mata berair
karena satu jawaban
ketika itu adalah dipercaya akhir dari setiap PERADABAN!!!
Mayat-mayat bergelimpangan
bau anyir darah menepis keraguan
bahwa bakal adanya kedamaian
karena setiap satu letupan
terdengar satu mayat berjatuhan
yang menjauhkan manusia dari nurani
tentang saling asih mengasihi
saling sayang menyayangi
saling menjaga dan menjagai,
Dunia dan manusia
ketika itu seperti hilang jati diri
semua terlihat bak materi
yang bisa dibeli untuk hilang dan tak berarti
semua menganggungkan perang sebagai solusi suci
Sang ibu dan anak
yang meronta dengan tangisnya
sang bapak yang berteriak
karena kehilangan istri dan anak-anaknya
mereka menjadi generasi pengakhir
untuk tumbuh dengan dendam bersama
bersemai di hati mereka para pencari keadilan
siapa yang melakukan ini ………..
siapa yang memulai kata-kata tak mau mengamini
untuk tutup dan rendah hati
menerima setiap persoalan
menjadi sebuah kesepakatan bicara
dalam satu waktu atas nama kedamaian dunia.
Siapa yang memulai semua ini
karena satu ego
semua bangsa saling bunuh diri
saling serang, menyerang menyaingi
hingga lupa dalam satu tempat
ada manusia-manusia seperti kami rakyat biasa
yang bermodal anggukan dari pemerintahnya
yang menolak dengan berat ketika perang di kobarkannya
yang cuma kebingungan ketika semua sudah diputuskan
apa yang akan kami lakukan di esok hari.
setelah apa yang sudah di dengarkan
bahwa akan ada satu peristiwa
dimana ucapan tak lagi didengarkan
hingga negara lupa kepada kami
untuk apa semua ini .....
Kepada Tuhan yang kuasa
kami bermunajat, tolong jauhkan kami
dari mereka lacur dunia
dari mereka setan durjana
dan dari keadaan yang mengancam jiwa
membawa tatap menatap yang menakutkan
seorang anak hingga terperangah kepanikan
karena todongan sejata yang pasti mematikan
Siang bolong yang begitu ramai
oleh dengungan
oleh bara api
yang membuat langit hitam pekat seperti arang
yang membuat angin terasa sesak untuk di hirup
yang membuat mata berair
karena satu jawaban
ketika itu adalah dipercaya akhir dari setiap PERADABAN!!!
Mayat-mayat bergelimpangan
bau anyir darah menepis keraguan
bahwa bakal adanya kedamaian
karena setiap satu letupan
terdengar satu mayat berjatuhan
yang menjauhkan manusia dari nurani
tentang saling asih mengasihi
saling sayang menyayangi
saling menjaga dan menjagai,
Dunia dan manusia
ketika itu seperti hilang jati diri
semua terlihat bak materi
yang bisa dibeli untuk hilang dan tak berarti
semua menganggungkan perang sebagai solusi suci
Sang ibu dan anak
yang meronta dengan tangisnya
sang bapak yang berteriak
karena kehilangan istri dan anak-anaknya
mereka menjadi generasi pengakhir
untuk tumbuh dengan dendam bersama
bersemai di hati mereka para pencari keadilan
siapa yang melakukan ini ………..
siapa yang memulai kata-kata tak mau mengamini
untuk tutup dan rendah hati
menerima setiap persoalan
menjadi sebuah kesepakatan bicara
dalam satu waktu atas nama kedamaian dunia.
Siapa yang memulai semua ini
karena satu ego
semua bangsa saling bunuh diri
saling serang, menyerang menyaingi
hingga lupa dalam satu tempat
ada manusia-manusia seperti kami rakyat biasa
yang bermodal anggukan dari pemerintahnya
yang menolak dengan berat ketika perang di kobarkannya
yang cuma kebingungan ketika semua sudah diputuskan
apa yang akan kami lakukan di esok hari.
setelah apa yang sudah di dengarkan
bahwa akan ada satu peristiwa
dimana ucapan tak lagi didengarkan
hingga negara lupa kepada kami
untuk apa semua ini .....
Kepada Tuhan yang kuasa
kami bermunajat, tolong jauhkan kami
dari mereka lacur dunia
dari mereka setan durjana
dan dari keadaan yang mengancam jiwa
Tag :
Ungkapan,
RELEVANSI PEMUDA
By : kontributor
Semenjak tercetusnya
sumpah pemuda pada 27-28 Oktober 1928
silam yang mengokohkan jati diri bangsa khususnya dari para pemuda itu sendiri
adalah adanya tekad kebersamaan di antara para pemuda pada masa itu, mengandung
makna, arti dan tujuan yang tak bisa di remehkan, bahwa pada hakekatnya pemuda
harus mampu memperjuangkan apa yang mampu di perjuangkanya, pada masa itu jelas
di mana setiap pemuda di tuntut untuk mampu memberi kontribusi pada perjuangan
rakyat yang pada masa itu Indonesia masih di bawah era kolonilisme.
Pemuda pada masa itu
berkumpul dalam satu kumpulan yang meliputi perwakilan dari berbagai daerah,
yang tentu kita rasakan pada masa kini dimna nilai kebersamaan di antara pemuda
nusantara setelah masa eranya kemerdekaan kebersamaan itu masiha ada dan senantiasa
terjaga untuk selamanya.
Mencermati masa dan
era sekarang dengan era sebelumnya bahwa pemuda masih punya peran dan memang
senantiasa di butuhkan guna sebagai calon kader bansga untuk senantiasa
berjuang tanpa henti walaupun masa era kolonilis telah berakhir tetapi tuntutan
perjuangan bagi para pemuda senantiasa ada dan akan selalu ada, karena pemuda
adalah bagian dari elemen yang krusial dalam mewujudkan kenegaraan dan
kebangsaanm, pemuda harus mampu siap dalam keadaan appun di saat regenrasi kepemimpinan
itu mutlak di perlukan, relevansinya apakah sama antara tujuan pemuda pada masa
adanya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 dengans sekarang, tentulah ada, yang
membedakan adlaah bentuk dan cara bagamna seorang pemuda itu berjuang dengan
menyesuaikan cara maupun tindakannya.
Perjuangan kepemudaan
tidak hanya terletak pada satu wilayah kenusantaraan tetapi juga wilayah yang
mempunyai kapasitas tingkat lokal seperti apa yang saat ini berusaha dan sedang
kami lakukan yaitu menciptakan bibit pemuda yang mempunyai visi dan misi jelas
untuk menjadi pemuda yang mampu bersama-sama bahu membahu mendorong kemajuan
sebuah bansga khususnya Indonesia.
Kepemudaan setingkat
nasional dengan membandingkan kami kepemudaan di sekala RT tentulah sangat jauh
dalam tahapan tetapi apa yang kami lakukan setidaknya mampu membawa angin segar
perubahan bahwa kepemudaan setingkat RT pun mampu membuat sebuah perubahan yang
cukup signifikan dengan kemampuan dan usaha yang se otimal mungkin demi sebuah
perjuangan atas nama pemuda, yang pada hakekatnya mempunyai tujuan sama yaitu
menjadi pemuda yang bisa menjadi penggerak dan pelopor untuk sebuah perjuangan
atas nama lingkungan sekitar, dimna harapan jelas bahwa pemuda di RT pun bisa
berkontribusi untuk sebuah nama perubahan.
Tag :
Pemikiran,
TENTANG KEYAKINAN
By : kontributor
Malam terlintas dalam benaku
menyusuri lereng-lereng di semenanjung desamu
kedewasaanmu memainkan peran tari
di kelincahan payung waktu yang berliku-liku
yang menyibak segala arah yang aku tuju
Bersama di rumahmu
seperti tercurah atas apa yang telah sering ku ungkap
dalam rantai jiwaku yang terlelap
dan aku coba angkat bibir tipisku
merajut butir-butir embun di bias lisanku
Mungkinkah sayapku masih mampu
untuk menembus celah harapan
di hamparan luasnya hatimu
sekalipun aku yakin akan keputusan seutuhnya
ada di tangan sang penenTU
Dirimu adalah titipan Sang Khaliq
boleh saja engkau menyangkal hati ini
namun esok kita tak tahu pasti
akan rahasia yang menjadi risalah hati
Selayaknya engkau kan kembali
untuk menarik simpati
berharap dan di harap
cintaku datang dan kembali lagi
menyusuri lereng-lereng di semenanjung desamu
kedewasaanmu memainkan peran tari
di kelincahan payung waktu yang berliku-liku
yang menyibak segala arah yang aku tuju
Bersama di rumahmu
seperti tercurah atas apa yang telah sering ku ungkap
dalam rantai jiwaku yang terlelap
dan aku coba angkat bibir tipisku
merajut butir-butir embun di bias lisanku
Mungkinkah sayapku masih mampu
untuk menembus celah harapan
di hamparan luasnya hatimu
sekalipun aku yakin akan keputusan seutuhnya
ada di tangan sang penenTU
Dirimu adalah titipan Sang Khaliq
boleh saja engkau menyangkal hati ini
namun esok kita tak tahu pasti
akan rahasia yang menjadi risalah hati
Selayaknya engkau kan kembali
untuk menarik simpati
berharap dan di harap
cintaku datang dan kembali lagi
Tag :
Ungkapan,