GENAPI HARI
By : salimdoankSudah!
Sudah cukup kita nyalakan emosi
Yang meleleh justru berwana merah
Teriakan setan dimana-mana
Wajah bengis hiasi aksi
Jikapun kita tiru takkan pernah berhenti
Dunia dalam bingkai
Retaklah sedikit maka bercerai berai
Sudahkah kita tahu ujungnya
Bahwa menyambung lebih sukar dari pada sekedar memustuskannya
Untuk kesekian kalinya aku ajak kamu jangan coba melepasnya
Satu bisa berakhir dua
Dua berakhir seterusnya hingga tiada terbilang untuk bisa dikatakan satu
Kita ada karena mereka tapi bukan wajah mereka dimasa lalu
Biar konflik di satu titik
Tutuplah dengan asih diantara perbedaan
Tak boleh ikut dalam murka
Murkanya para pengkhianat
Yang terganggu karena kepentingnya
Bersatu lebih dari sekedar kata-kata
Tapi setidaknya membuat nyaman dunia
Dimana esok kamu akan tersenyum
Melihat anak cucumu mengayunkan langkah kakinya
Bergegaslah, bersiaplah
Sambut hari untuk kita genapi menjadi kelebihan agar tiada yang berkurang
Untuk Kita
Untuk Indonesia
Tag :
Ungkapan,
SINGA PENGKHIANAT
By : salimdoank
sebelum ambisi menjadi kaki
Aku diam membisu
dikala pengoceh hujat mencaciku
dikala pengoceh hujat mencaciku
Aku adalah aku
tiang kehidupan
tiang kehidupan
dari masa yang sedang menjadi abu
Pada akhirnya tak seorang sudikkan aku
sebelum mereka tahu siapa diriku sebenarnya
Sebelumnya aku adalah singa,
raja diraja dari sebuah koloni
yang aku khianati tanpa ada yang mengetahui
Aku diam saat waktu mulai mengganggu,
aku sembunyi dikala kawan telah menjadi lawan
dan aku akan datang dikala teriakan telah berlalu.
Aku menertawai mereka
yang masih dewakan diri ini
aku menari diantara keledai mati
aku menari diantara keledai mati
yang menjadi mangsaku
aku menggelitik asyik memandang arena alam liarku
sedang ku tahu saat ini aku sudah dapatkan yang aku mau walaupun sebagian telah kubodohi dengan seribu janji
tapi mereka tak pernah sadari sebab mereka adalah kurcaci yang terus akan bernyanyi untuk membela jiwa ini
aku menggelitik asyik memandang arena alam liarku
sedang ku tahu saat ini aku sudah dapatkan yang aku mau walaupun sebagian telah kubodohi dengan seribu janji
tapi mereka tak pernah sadari sebab mereka adalah kurcaci yang terus akan bernyanyi untuk membela jiwa ini
Biar yang bernyanyi terfitnah dengki
sedang aku memanen puja dan puji
dari diamku
dari caraku
dari mereka yang tak pernah tahu maksud dan tujuanku
sedang aku memanen puja dan puji
dari diamku
dari caraku
dari mereka yang tak pernah tahu maksud dan tujuanku
Aku tertawa hahahhahahaha
aku semakin berkuasa
aku semakin berkuasa
Aku adalah raja yang akan diam seribu bahasa
sampai kemenangan itu datang dari bisunya aku
dari hilangnya aku yang sesaat
dari dusta yang menjadi alat
sampai kemenangan itu datang dari bisunya aku
dari hilangnya aku yang sesaat
dari dusta yang menjadi alat
Dalam permainanku
Dan aku
kan kembali sebagai raja
kan kembali sebagai raja
ketika riak usir itu telah berakhir
Tag :
Ungkapan,
WESTERNISASI LEBAY
By : salimdoank
Apa Itu Westernisasi
Bukan tidak mungkin
aku dan sebagian masyarakat lainya : berpendapat sama seperti dalam tulisan ini
bahwa Westernisasi adalah pengaruh atau paham yang hendak menjadi budaya baru
yang tercipta karena arus informasi atau bahkan tercipta karena sebaran atau tersebar
baik itu oleh media elektronik maupun cetak yang datangnya dari bangsa barat,
baik secara langsung atau bahkan tersamar. Dan westernisasi mempunyai pengaruh
luas dalam hal apapun, seperti yang
tercamtum di atas yaitu :
Budaya, Politik,
Hukum, Teknologi. Pendidikan bahkan Bahasa dan Agama
Kepercayaan diri yang
rendah dalam suatu bangsa atau Negara, adalah target dimana westernisasi
menjadi senjata untuk menyerang setiap kelemahan yang ada. Westernisasi mampu
merubah sesuatu yang tabu atau bahkan “masih canggung untuk di ungkap” menjadi
sesuatu hal yang biasa, pola pikir setiap individu mampu di rubah hanya dengan
berbekal sebuah perangkat media informasi. Di tengah bangsa yang manjemuk
westernisasi mampu beradaptasi dan menjelma menciptakan sesuatu seperti budaya
yang baru dan kultur baru dalam masyarakat yang terseok dan kalah saing dalam
bidang penguasaan media.
Westerniasi Indonesia
Indonesia adalah
Negara terhebat menuruku : dimana ada
berjuta suku dan karakteristik yang berbeda pula di setiap pendudukanya, dan
Indonesia adalah negara dengan perkembangan perangkat media tercepat di antara negara di kawasan Asean lainya.
Seperti Jepang yang menerima budaya westernisasi namun tetap mepertahankan
nilai2 luhur, karakterisktik dan norma serta berpegang teguh akan warisan
budayannya. Sehingga adanya isu westernisasi di jadikan sebagai proteksi dimana
negara mau tidak mau harus aktif untuk memberi kesempatan dan membantu sekuat
mungkin budaya lokal atau kekuatan asli untuk tetap membumi.
Simpang Siurnya Westernisasi
Sesuatu yang menyakut
tentang kemajuan sering di artikan pula sebagai bagian dari akibat
westernisasi, padahal sesungguhnya tidak.!!
Kemajuan tenknologi
sering pula di artikan sebagai bagian dari westernisasi padahal sesunggulnya
tidak!!!
Menurutku secara
“pribadi :
Pada dasarnya
kemajuan teknologi adalah tergantung dari kemampuan masing2 setiap bangsa atau
negara akan SDM di masyrakatnya. Pengertian yang salah akan westernisasi yang
selalu berhubungan dengan kemajuan adalah sesunggunya bohong besar. Karena
sesungguhnya suatu negara atau bahkan bangsa lainya bisa menciptakan sesuatu
yang lebih baik dan lebih maju dari bangsa barat tanpa harus meniru, dan bahkan
berhak akan pengakuan dan legitimasi suatu tentang istilah “kemajuannya” baik dari
segi teknologi budaya dan sesuatu yang mencakup gaya hidup. Bahkan sebaliknya
jika mampu menguasai peradaban dan menguasai informasi di dunia kita bisa
menggerakan paham Easteniasi terhadap budaya barat namun semua itu tergantung
dari konsistensi kita dimana kita mau bersama2 bergandengan menguasai teknologi
informasi dan sejenisnya. Tidak dapat di pungkiri karena faktor sesungguhnya,
adanya penyebaran isu westernisasi adalah media informasi.
Diantara Westernisasi Ada Easternisasi.
Masyarakat yang mengaku
dirinya berbudaya timur sejatinya harus mampu menjadi masyrakat yang mampu
memimpin dan membenamkan dirinya dalam segala aspek kekuatan dan kemajuan dan
menjadikan budaya yang ada dan yang telah di pegang teguh untuk tetap
mempertahankan ke aslianya dan menjalankan budaya aslinya dalam keseharian
serta menjadikan pula budaya atau pengaruh barat sebagai budaya kritis dan
penyeimbang bahkan pendorong dan motivasi untuk sebuah keselarasan dan memahami
bahwa di samping kita ada budaya yang berbeda tanpa semuanya harus kita ikuti.
Bukan dengan mencela dan menghujat dengan pikiran sempit. Apalagi harus dengan
isolasi dari kepungan budaya barat.
Westernisasi,
sesungguhnya bukanlah budaya “ia” (westernisasi) adalah seperti paham atau
pengaruh atau cara keinginan untuk meniru budaya tertentu yang datangnya dari
barat dan menjadikannya sebagai penguat ego di tengah perkembangan zaman akan
peradaban baru dan menjadikanya “ia” sebagai gaya atau passion baru dalam
berkehidupan dan bermasyrakat.
Kita bisa melawan westerniasi
dengan Easternisasi yaitu memulai dengan suatu gerakan dimana gerakan tersebut
adalah adanya penayadaran akan kesederhanaan hidup namun tetap dengan cara
berpandangan maju. Tanpa harus meninggalkan budaya asli kita dan darimana kita
berasal. Tidak sepenuhnya westernisasi mengandung unsur kehebatan di balik itu
semua ada tempat dan ciri cara pandang yang berbeda karena pengaruh lingkungan
dan adata istiadat. Sementara cara mereka yang kita ikuti terkadang tidak
sesuai dengan suatu keadaan dan lingkungan di sekitar kita.
Opini pribadi ini
tidak bermaksud bahwa penulis berhaluan atau bahkan tunduk terhadap sesuatu
yang berhubungan dengan bangsa barat tetapi lebih kepada apa yang ingin di
sampaikan bahwa kita yang merasa
berbudaya timur harus bisa menerimanya karena seiring perkembangan dunia,
kadang kala budaya memerlukan suatu akulturasi atau percampuran sebagai rasa
saling menghargai dan menyeimbangkan yang ada, begitupun yang terjadi di
belahan negara barat lainya mereka berlomba melawan budaya timur yang dengan
istilah dan santer saat ini di Eropa dan Amerika lainya tentang maraknya arus
imigran dan isu islamisasinya serta terkenal pula dengan merebaknya isu
Easternisasi yang di bawa oleh orang2 Asia pada umunya yang singgah dan
bermukin disana. Mereka (Bangsa barat dan Amerika) melawan dengan
Intelktualitas dan tetap dengan toleransi tinggi bukan dengan pandangan sepit
atau picik bukan dengan lebaya atau berebihan.
Satu point dimana
Westernisasi akan tercipta bila suatu
pemimpin atau bahkan individu masyarakatnya lengah dan tak mampu memfilter
budaya barat untuk di ambil mana bagian dari yang positif dan mana dari bagian
yang negative. Dan kuatnya penguasaan media oleh bangsa2 barat tanpa kontrol
atau bahkan kesadaran dari masyrakatnya kadang begitu kuat pengaruhnya. Bahasa,
gaya berpakaian dan cara berfikir dan pandangsn nyeleneh bahkan memutarbalikan
fakta serta menjadikan sesuatu yang sebenarnya “benar” menjadi sesuatu yang di
anggap “salah” dan sesuatu yang sebebarnya “salah” menjadi sesuatu yang di
anggap “benar”. Itulah pembiasan salah dan pemahaman yang salah kaprah dimana sebagian dari kita tidak memahami
subtansi arti pengaruh dan pesan yang ingin di sampaikan oleh bangsa barat.
Bangsa yang unggul
dan percaya akan kemampuan masyarakatnya mampu membedakan mana bagian dari
westernisasi dan mana dari akulturasi.
Tag :
Pemikiran,
DIKTATORIAN
By : salimdoank
Lebih dari beberapa
abad semenjak dimulai era manusia membangun sebuah peradaban, dan dengan
beberapa sejarah kepemimpinan dari berbagai latar dan bangsa yang berbeda-beda,
dan dari tempat yang berbeda, selalu di terselip tentang cerita para
pemimpinnya yang pengecut dan berlindung di balik kesombongannya, menciptakan
suasana yang nyaman namun membimbngungkan sebagian masyarakatnya yang
dipimpinnya, karena sifatnya yang cenderum bermuka ganda dan dengan segala
caranya tercipta sebuah sistem otoritarian yang menyentuh segala lapis
kehidupan masyarakatnya.
Pemimpin yang munafik
tak lebih dari baunya seperti bangkai yang menganga di tengah-tengah gurun, ia
kerap menjadikan sandaran dan argumen disaat keadaan terasa terjadi sebuah
penyudutan akan dirinya sebagai manusia yang mempunyai kekuasaan. Pemimpin yang
berfantasi dengan “Egoisme” selalu terlahir dengan mahkota sifat politikus yang
selalu bermain dalam ketidak pedulian, bila disaat kepentingan yang lain
tentang kelanggengan titahnya sebagai sang raja kerap terancam akan bayangan
kehancuran, dengan sigap ia akan berusaha melakukan tindakan prepentif.
Pemberangusan dan
pencitraan dirinya seolah mengalir sama yang tak akan terpisahkan,
pemberangusan terjadi bila sebuah kabar yang tertuju pada dirinya adalah kabar
kontraproduktif, kabar yang akan merusak kepemimpinannya dan integritas sebagai
“Law of Leaders” dari masyarakat-nya.
Maka jalan pemberedelan adalah pilihan terbaik untuk melindungi kekuasaan yang
telah dimilikinya, segala tindakan baik itu sebuah pendapat atau gagasan yang
mengancamdan menyindir dan cenderum menyudutkan dirinya atas kebijakannya,
harus sesegera mungkin di hancurkan bahkan di tiadakan dalam pemberitaan media,
padahal argument yang sedang di tentangnya adalah sebuah fakta yang tak
terbantahkan akan kegagalanya sebagai pemimpin dan kesalah kaprahanya telah
membuat rakyatnya menangis dan meronta akibat dari kebijakannya yang tak pernah
memihak kaum miskin .
Indonesia bukan
negeri di masa dinasti kerajaan, yang dengan segala cara ketika titah sang raja
tidak tidak sesuai dengan kehedaknya penjegalan akan kewenangan menjadi
jawaban, namun Negara ini adalah sebuah Negara yang di bangun berdasarkan
prinsip-prinsip demokrasi, dimana kebebasan berpendapat dan berekpresi menjadi
sebuah menu yang mau tidak mau suka tidak suka harus di apresiasi dan di
hargai. Karena demokrasi lahir dan ada atas nama kebebasan.
Demokrasi lahir dari
niat yang tulus, ketika sang pemimpin lahir dari rahim demokrasi maka yang
terlahir harus mampu mempertanggung jawabkan integritasnya sebagai pemimpin
yang lahir dari rahim pemilu yang di nahkodai atas nama demokrasi, karena
demokrasi selalu beriringan dengan rasa hormat dan tanggung jawab, hormat bagi
yang kalah terhadap pemenang dan bertanggung jawab bagi pemenang untuk
menjalankan amanah kekuasaan yang di berikan rakyatnya dan untuk rakyat sesuai
tempat dan kapasitasnya, dalam opni ini jelas demokrasi bagi sang pemimpin yang
lahir dari rahim pemilu demokrasi adalah memberi seluas-luasnya kewenangan
kepada masyarakat untuk berpendapat dan mengkritisi kebijakanya bukan dengan
membungkam lewat media dan menutup diri dari berita tentang apa yang sudah
menjadi cerita dalam hari-harinya, bhkan bukan dengan menasbihkan dirinya
sebagai pemimpin yang penuh kemunafikan dimana menyanjung demokrasi namun di
lain pihak menampik apa yang sudah menajadi seharusnya.
Kadarnya demokrasi
adalah memberi ruang bagi masyarakat dan
pemimpinpinnya, dimana kebebasan seluas-luasnya adalah jawaban dari fakta
integritas bagi semua lapisan yang menerapkan dan ikut andil di dalamnya.
Tag :
Pemikiran,
BENDERA 1/2 TIANG
By : salimdoank
Banyak yang berasumsi
dan berpikir bahwa ini adalah ledakan terakhir karena dari tv banyak komentar
dari para penyebar boom bahwa semua akan di usahakan untuk tak terjadi lagi,
heheheee aku sich senyum-senyum saja mendengar dan melihat tayangan di tv tadi,
bagiku kejadian hari ini adalah rentetan yang akan berkelanjutan, ‘bagaimana
mungkin aku bisa sampai berpikir seperti itu kalau bukan tanpa alasan?””
heum…..
Sebenarnhya kejadian
hari ini adalah kejadian basi bagiku, semenjak berita tentang ada seorang ibu
yang mengantarkan anaknya ke istana untuk meminta pertanggung jawaban dari
pemimpin, nach lho kenapa?”” sumber dari media menyebutkan bahwa seorang ibu
kesal karena anak semata wayangnya adalah korban dari kebijakan penguasa yang
terlalu memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan dampak dan melihat sejauh mana
masyarakat kita pintar untuk bisa cepat memahami program dan penggunaan benda
yang kusebut sebagai boom itu, hah” sekali lagi kita harus berduka karena
setelah kejadian anak yang terkena ledakan tersebut di lain waktu ada lagi yang
menjadi korban, selang beberapa hari ternyata dugaanku benar” betul saja sebuah
harian Koran nasional memberitakan bahwa satu rumah dan hamper saja satu
keluarga tewas tertimpa atap rumah di beritakan para korban luka hamper
tertimpa bangunan yang roboh karena adanya ledakan dari sebuah kompor yang
katanya lebih canggih dari minyak tanah” oya”,… emang sich canggih tinggal di
putar langsung nyala selain itu ga terlalu ribeut karena cukup praktis, itu
sich katanya?” yach aku lihat juga bentuknya cukup imut dan lucu, para pembuat
kebijakn bilang beratnya katanya hanya 3kg, tapi ketika aku angkat sepertinya banyak
kurangnya, Hah! aku berfikir bahwa Penguasa sudah menjadi anggota dalam dunia
kebohongan.
Aku bisa saja
menggatungkan bendera setengah tiang bahkan setengahnya bisa lebih tinggi dari
bukan bendera setengah tiang bila yang keduakaanku adalah tentang meninggalnya
beribu rakyat korban ledakan boom si imut 3kg. dan aku lebih merasa berduka
saat kulihat rakyat yang menjadi korban dari kebijakan yang di paksakan,
daripada harus berduka pada penguasa yang meninggal dunia tetapi tak pernah
memikirkan keluhan rakyat saat dimana ia mempimpin dengan ke sombongannya
memelihara sifat acuh. Dan kejadian hari akhir-akhir ini sama persisnyha dengan
pemimpin yang sudah mati isi hatinya, bahkan berkali-kali demo dimana-mana
meminta program kebijakan konversi ini untuk di hentikan, tetapi kegelapan yang
menyelimuti para penguasa ini telah menutup atas segala fakta yang terjadi di
lapangan heum…
Yach namanya juga
anjing menggonggong kafilah berlalu kebijakan ya kebijakan korban ya korban,
buat penguasa semua bisa di atur tinggal di beritakan saja “bahwa semua sudah
untuk mengurangi subsidi” beres dech urusan, yang pentingkan tenang untuk
sementara waktu dari pada pusing menanggapi rakyat yang terus mengeluh, (kilah
peguasa)””. Duka dan tangis dimana rakyat jadi korban dan meninggal sia-sia
karena ulah konversi yang di paksakan, belum beres satu berita sudah ada lagi
berita di radio terjadi ledakan dan korban 1 orang meninggal akibat si bentuk
imut 3kg. “ya Tuhan”… sampai kapankah akan terus berulang, rasa-rasanya makin
gerah saja badan ini mendenngar berita dimana-mana tentang korban ledakan,
lebih gerah dan membuat aku panas
adalah yang membuat kebijakan cuma bisa
ngomong dan menyalahkan “tolong bawahan di realisasikan lagi cara
penggunaannya”, dan si pembuat tabung imut 3kg juga sama sekali hilang muka
alias dalam artian hilang malu.
Ketika satu peristiwa
terjadi untuk kesekian kalinya, maka
rencana untuk beriklan tentang sebuah realisasipun mulai di lakukan lagi dan
kampanye bahwa semua harus sesuai prosedur pemasangan ramai menghiasi sarapan
pagi dalam sebuah berita, dan ketika berita ledakan itu redup sekonyong-konyong
redup pula pemberitaan tentang iklan realisasi, begitulah cerita klise di
negeri ini yang ramai ketika ramai dan sepi ketika sepi. Aku berduka untuk
rakyat yang menjadi korban dan aku berduka akan tulinya pembuat kebijakan.
Para pembuat
kebijakan hanya bisa berbasa-basi, mereka tak pernah merasakan bagaimana rakyat
selalu khawatir ketika harus menyalakan si imut 3kg, makanya bagaimana akan sensitif
terhadap keluhan rakyat kalau yang terjadi adalah bahwa para penguasa tak
pernah belajar untuk mersakan was-wasnya menyalakan api dari si imut 3kg.
Hehehee…
Tag :
Pemikiran,
RETORIKA KAMPANYE
By : salimdoank
KRITIK DAN FITNAH
adalah notasi kata
yang berbeda, smua ada notasi dan konotasi kearah mana setiap kalimat itu di
arahkan. Kritik adalah sesuatu yang bersifat fakta yang berdasarkan pada
keinginan untuk membangun sesuatu yang konstruktif dan bukan kontraproduktif,
sementara fitnah adalah sesuatu yang penuh kebohongan tanpa fakta, fitnah
berisi retorika tanpa arti tanpa bukti dan tanpa isi.
Kalimat-kalimat
Tendesius yang menohok bukan berarti pula suatu rasa keberpihakan, bukan pula
sesuatu kerikil yang mesti dipersoalkan, tapi kenyataanya suatu kebenaran akan
rekam jejak pelu suatu klarifikasi agar masyarakat tahu “track record” dari setiap calon pemimpin, layak atau tidak smua di
kembalikan kepada masyarakat, benar atau tidak suatu penilaian akan
dikembalikan kepada masyarakat baik kepada si pengkritik dan yang dikritik.
Inipula rangsangan argumen
politik yang sudah mulai-mulai terasa diantara para netters, mau tidak mau,
suka tidak suka rangsanngan setiap informasi akan membawa kita pada akhirnya
ikut terlibat menjadi pemantau yang tanpa di sadari pada situasi apapun sesuai
momen yang terjadi.
Semua ucapan keritik
mengandung resiko, siap tidak siap, asal berdasarkan fakta kita tidak boleh
mundur atau cenderung urung untuk vokal menyampaikan suatu gagasan dan
himbauan, semua sudah ada jaminan dan lindungan, asal bukan fitnah yang
disampaikan semua syah untuk disampaikan. Soal sanksi moral itu bagian dari
suatu proses yang harus di terima dan sudah pasti seseorang yang mengkritisi
sudah tentu memikirkanya.
Kita tidak hidup
dalam kungkungan sejarah di masa kelam, di mana kebebasan berbicara bergitu di
batasi, sekalipun bersifat membangun pada akhirnya akan di anggap suatu
pengkhianatan dan pemberontakan. Kita tidak bisa diam begitu saja ketika ada
sesuatu yang kurang maka sewajarnya kita berbagi agar kita sama-sama tahu, dan
mencari tahu, dan jika suatu Keritik berdasakan bukti maka selayaknya di
apresiasi bukan untuk di batasi dan kemudian di ingkari atau malah di cemooh.
Bagaimanapun seorang pengkritik atau seorang yang berambisius untuk membukakan
pemikiran masyarakat, sekalipun keritikan bersifat objektif jika di dalamnya
hanya di lihat oleh karena suatu ikatan/kemasan pada suatu penghargaan
(dukungan) di belakangnya, tanpa melihat isi subtansi yang di ingin di
sampaikan oleh si pengkritik, maka dia akan terlihat salah dan di anggap salah
oleh sebagian masyarakat.
Junjung Independensi Kritik dan berusaha Objektif walaupun kita ada di kubu A, B atau C. Semoga kita bisa lebih bijak, dan mengukur segala sesuatunya dari segala kebenaran bukan kesesatan dalam beropini.
Tag :
Pemikiran,
SEPERTI INI ITU
By : salimdoank
Pemimpin
yang aktif di medsos seperti Kang Emil Ridwan Kamil) adalah pemimpin masa kini
dan masa depan atau pemimpin yang harusnya ada pada tahun dimana teknologi
sudah benar-benar milik semua orang.
"Responsif/tanggap
pada setiap keluhan, tidak merasa sensi/alergi dan semua di respon dengan bijak
serta di barengi dengan sifat kesabaran sebagai pemimpin dalam menjawab setiap
persoalan yang di sampaikan masyarakatnnya”.
Semoga
makin banyak pemimpin-pemimpin yang tidak sekedar pencitraan memasang baliho, spanduk besar di
jalanan tapi sensi ketika ada keritikan, terlebih Via Medsos, biasanya ketika
kritikan atau sindiran itu hadir acount-acount medsos mereka langsung nonaktif.
Semoga
langkah Kang Emil yang lebih mengutamakan Medsos dalam mendengar keluhan
masyarakat di contoh oleh calon pemimpin-pemimpin lainnya. Semoga.
Tag :
Pemikiran,
TERROR OF ERROR
By : salimdoank
Kritis adalah bentuk
penyadaran dan koreksi bahwa ada yang harus di ketahui dan di sebarkan agar
orang-orang tahu tentang apa yang belum di ketahui, tapi tentu apa yang di sebarkan
harus berdasarkan sumber-sumber rujukan media dan fakta, agar apa yang
disampaikan juga ada pertanggung jawabkan jadi bukan sekedar membual. Dan media
yang jadi rujukan juga adalah media yang memang sudah kredibel bukan abal-abal,
ketika kita bernyanyi (mengkritisi) juga ada jaminan yang bisa menjadi dasar
sumbernya.
Dalam setiap
postingan di momen tertntu Saya tidak akan berhenti untuk menyebarkan/membagi
setiap persoalan tentang segala bentuk permasalahn yang terkait dengan isu-isu
sosial, sejauh yang saya tahu itu bermanfaat dan sudah ada media yang
memberitakan terlebi dahulu, maka saya akan turut serta membagikannya kepada
teman-teman semua agar semua saling tahu dan mengetahui. Postingan yang saya
buat ini terkait adanya penangkapan salah seorang bernama "Muhamad
Arsad" terkait postingan di acount facebooknya yang isunya memajang desain
poto porno presiden Jokowi di salah satu group debat politik, kasus Arsad Jelas
salah, karna mengandung plecehan terhdap kepala negara dan sifatnya mengada-ada
yang tidak ada sumber berita, dan ini bukan sebuah kritis tapi sudah masuk
ranah pelecehan terhdap institusi negara, karena Presiden Jokowi jelas sudah
jadi presiden Indonesia itu sama artinya yang bersangkutan telah menghina
Rakyat Indonesia dan dirinya sendiri.
NAMUN JADI SEBUAH PERTANYAAN ....
Ketika sebuah kasus
Plecehan Presiden RI juga pernah terjadi pada waktu yang sudah terlewati.
Cerita sebuah kasus desain porno yang di alamatkan kepada presiden sebelumnya
yaitu presiden SBY oleh Ausralia, bahkan kasusnya lebih gila dan lebih parah,
tapi media maupun polisi Indonesia tidak
terlalu mempermasalahkannya, bahkan salah satu penggiat bloger dan Kaskuser
Indonesia pernah berani memajang gambar-gambar tersebut, apakah reaksi polisi
langsung bertindak ? TIDAK!. Karna pemerintahan yang sedang berjalan pada waktu
itu bukan sedang membangun sebuah transformasi jabatan dan pemerintahan, tapi
sdah dalam proses menjalankannya itu artinya peluang mempera peradilkan dan
untuk menarik perhatian pemimpin sangat-sangat tipis, tapi mungkinkah kejadian
yang menimpa sdr. Arsyad yang tidak terlalu penting ini di blowup untuk sesuatu
motif, semoga saja tidak! Kita harapkan mudah-mudahan Polri melakukan hal itu
berdasarkan karena adanya sesuatu yang memang di langgar oleh pelaku dan bukan
bertindak karena adanya sesuatu yang sedang di cari atau motif tertentu.
Semoga kasus ini
menjadi perenungan, bahwa setiap postingan haruslah berdasar tidak sekedar
asal, baik gambar maupun tulisan, karena UU IT juga banyak disalah gunakan oleh
oknum terntentu untuk menjegal lawan, salah satunya untuk membukam para aktivis
dan kritikus di jejaring media, penyalahgunaan UU IT juga kadang di jadikan
alat oleh mereka kaum fanatisme ketokohan untuk membungkam teman, lawan, dan
pembuat opini yang kritis agr hilang dar peredaran.
Yang menjadi
persoalan tadi adalah adanya oknum yang menyalah gunakan UU IT untuk menjadi
alat membungkam suatu isu kebenaran namun sensitif dan yang sudah menjadi
rahasia umum di publik dunia maya, agar isu-isu sensitif itu hilang. Dan cerita
tukang tusuk sate jelas kesalahan ada pada pelaku karena yang bersangkutan
memposting suatu fitnah plecehan dengan gambar yang tak etis, tapi ada cerita
yang patut kita dukung dan menjadi sesuatu yang mengherankan ketika seorang
Prita memposting suatu keluhan akan pelayanan rumah sakit dengan maksud
mengkritisi agar pelayanan terbut lebih baik kedepannya yang bersangkutan kemudian
di laporkan oleh pihak-pihak yang merasa tersinggung tersebut jelas ini suatu
bentuk pelanggaran dan intimidasi, yang bisa sangat-sangat mengancam kebebasan
berpendapat bagi yang lainnya.
Semogapula kejadian
Tukang Tusuk Sate ini, lagi-lagi tidak menjadi alat pembenaran untuk melegalkan
suatu intimidasi atau ancaman pada para kritikus dan para aktivis khususnya
keapda para kativis yanga aktif sosmed. Semoga.
Tag :
Pemikiran,
BANGSAT DEMOKRASI
By : salimdoank
Ketika satu masa
kekuasaan jatuh pada satu manusia yang lebih mementingkan selembar amplop
ketimbang sebuah amanah di ujung jari, maka yang terjadi adalah perampokan akan
kepercayaan dan maling-maling demokrasi siap berkhianat terhadap konstitusi
yang sudah menjadi tempat berteduh bagi rakyat, demokrasi memang mempersilahkan
siapapun untuk bisa duduk di atas kekuasaan,
tetapi ketika demokrasi itu salah memilih penguasa maka yang terjadi
adalah hilangnya kepercayaan yang di awali dengan sebuah peraturan yang
memetingkan pribadi ketimbang kepentingan hajat hidup orang banyak.
Kekuasaan yang di
salah gunakan lambat laun akan membunuh kewajaran, peraturan-peraturan akan di
buat sedemikian rupa demi sebuah kalimat tentang “kelanggeungan” dan hajat
hidup orang banyak bukan lagi sebuah prioritas untuk di nomor satukan tetapi
yang terjadi adalah bahwa kepentingan pribadi adalah dewa terhebat yang
membahagiakan diri sendiri dan golongannya.
Banyak sudah sejarah
kelam dalam republik ini ketika satu pemimpin menjadi seorang diktator maka
kepentingan pribadi menjadi sebuah primadona yang tak boleh di lewatkan, dan
dalam kasus seperrti ini Negara seolah memelihara bangsat demokrasi atas nama
kepemimpinan walaupun yang sedang memimpin adalah tikus tengik yang
menggerogoti kepercayaan rakyat, memang demokrasi adalah pilihan terbaik
ketimbang sebuah monarki, tetapi ketika rakyat tidak jeli memilih seorang calon
pemimpin darimana dan bagaimana
waktaknya, bersiaplah bahwa peluang untuk mendapatan seorang bangsat demokrasi
sangat terbuka lebar, demokrasi bukan memilih kucing dalam karung demokrasi
adalah penyampai amanah dari rakyat yang berharap akan adanya sebuah perubahan
bukan sebuah kemelaratan.
Demokrasi bukan
tempat mencari garong kekusasan, demokrasi bukan tempat untuk mencari
orang-orang bejad yang akan duduk di kursi kekuasan, dan dalam sejarahnya
demokrasi sedikitpun tidak mempersilahkan maling-maling pengambil kepercayaan
rakyat untuk duduk berleha-leha ketika rakyat yang di bawah menderita, tetapi
demokrasi menempatkan dan mecari orang-orang yang mau dan rela berkorban untuk
kepentingan dan kemaslahatan rakyat banyak bukan golongan atau individu yang
menjadi kepantasanya!!!
Tag :
Pemikiran,