Archive for 2015
TERROR OF ERROR
By : kontributor
Kritis adalah bentuk
penyadaran dan koreksi bahwa ada yang harus di ketahui dan di sebarkan agar
orang-orang tahu tentang apa yang belum di ketahui, tapi tentu apa yang di sebarkan
harus berdasarkan sumber-sumber rujukan media dan fakta, agar apa yang
disampaikan juga ada pertanggung jawabkan jadi bukan sekedar membual. Dan media
yang jadi rujukan juga adalah media yang memang sudah kredibel bukan abal-abal,
ketika kita bernyanyi (mengkritisi) juga ada jaminan yang bisa menjadi dasar
sumbernya.
Dalam setiap
postingan di momen tertntu Saya tidak akan berhenti untuk menyebarkan/membagi
setiap persoalan tentang segala bentuk permasalahn yang terkait dengan isu-isu
sosial, sejauh yang saya tahu itu bermanfaat dan sudah ada media yang
memberitakan terlebi dahulu, maka saya akan turut serta membagikannya kepada
teman-teman semua agar semua saling tahu dan mengetahui. Postingan yang saya
buat ini terkait adanya penangkapan salah seorang bernama "Muhamad
Arsad" terkait postingan di acount facebooknya yang isunya memajang desain
poto porno presiden Jokowi di salah satu group debat politik, kasus Arsad Jelas
salah, karna mengandung plecehan terhdap kepala negara dan sifatnya mengada-ada
yang tidak ada sumber berita, dan ini bukan sebuah kritis tapi sudah masuk
ranah pelecehan terhdap institusi negara, karena Presiden Jokowi jelas sudah
jadi presiden Indonesia itu sama artinya yang bersangkutan telah menghina
Rakyat Indonesia dan dirinya sendiri.
NAMUN JADI SEBUAH PERTANYAAN ....
Ketika sebuah kasus
Plecehan Presiden RI juga pernah terjadi pada waktu yang sudah terlewati.
Cerita sebuah kasus desain porno yang di alamatkan kepada presiden sebelumnya
yaitu presiden SBY oleh Ausralia, bahkan kasusnya lebih gila dan lebih parah,
tapi media maupun polisi Indonesia tidak
terlalu mempermasalahkannya, bahkan salah satu penggiat bloger dan Kaskuser
Indonesia pernah berani memajang gambar-gambar tersebut, apakah reaksi polisi
langsung bertindak ? TIDAK!. Karna pemerintahan yang sedang berjalan pada waktu
itu bukan sedang membangun sebuah transformasi jabatan dan pemerintahan, tapi
sdah dalam proses menjalankannya itu artinya peluang mempera peradilkan dan
untuk menarik perhatian pemimpin sangat-sangat tipis, tapi mungkinkah kejadian
yang menimpa sdr. Arsyad yang tidak terlalu penting ini di blowup untuk sesuatu
motif, semoga saja tidak! Kita harapkan mudah-mudahan Polri melakukan hal itu
berdasarkan karena adanya sesuatu yang memang di langgar oleh pelaku dan bukan
bertindak karena adanya sesuatu yang sedang di cari atau motif tertentu.
Semoga kasus ini
menjadi perenungan, bahwa setiap postingan haruslah berdasar tidak sekedar
asal, baik gambar maupun tulisan, karena UU IT juga banyak disalah gunakan oleh
oknum terntentu untuk menjegal lawan, salah satunya untuk membukam para aktivis
dan kritikus di jejaring media, penyalahgunaan UU IT juga kadang di jadikan
alat oleh mereka kaum fanatisme ketokohan untuk membungkam teman, lawan, dan
pembuat opini yang kritis agr hilang dar peredaran.
Yang menjadi
persoalan tadi adalah adanya oknum yang menyalah gunakan UU IT untuk menjadi
alat membungkam suatu isu kebenaran namun sensitif dan yang sudah menjadi
rahasia umum di publik dunia maya, agar isu-isu sensitif itu hilang. Dan cerita
tukang tusuk sate jelas kesalahan ada pada pelaku karena yang bersangkutan
memposting suatu fitnah plecehan dengan gambar yang tak etis, tapi ada cerita
yang patut kita dukung dan menjadi sesuatu yang mengherankan ketika seorang
Prita memposting suatu keluhan akan pelayanan rumah sakit dengan maksud
mengkritisi agar pelayanan terbut lebih baik kedepannya yang bersangkutan kemudian
di laporkan oleh pihak-pihak yang merasa tersinggung tersebut jelas ini suatu
bentuk pelanggaran dan intimidasi, yang bisa sangat-sangat mengancam kebebasan
berpendapat bagi yang lainnya.
Semogapula kejadian
Tukang Tusuk Sate ini, lagi-lagi tidak menjadi alat pembenaran untuk melegalkan
suatu intimidasi atau ancaman pada para kritikus dan para aktivis khususnya
keapda para kativis yanga aktif sosmed. Semoga.
Tag :
Pemikiran,
BANGSAT DEMOKRASI
By : kontributor
Ketika satu masa
kekuasaan jatuh pada satu manusia yang lebih mementingkan selembar amplop
ketimbang sebuah amanah di ujung jari, maka yang terjadi adalah perampokan akan
kepercayaan dan maling-maling demokrasi siap berkhianat terhadap konstitusi
yang sudah menjadi tempat berteduh bagi rakyat, demokrasi memang mempersilahkan
siapapun untuk bisa duduk di atas kekuasaan,
tetapi ketika demokrasi itu salah memilih penguasa maka yang terjadi
adalah hilangnya kepercayaan yang di awali dengan sebuah peraturan yang
memetingkan pribadi ketimbang kepentingan hajat hidup orang banyak.
Kekuasaan yang di
salah gunakan lambat laun akan membunuh kewajaran, peraturan-peraturan akan di
buat sedemikian rupa demi sebuah kalimat tentang “kelanggeungan” dan hajat
hidup orang banyak bukan lagi sebuah prioritas untuk di nomor satukan tetapi
yang terjadi adalah bahwa kepentingan pribadi adalah dewa terhebat yang
membahagiakan diri sendiri dan golongannya.
Banyak sudah sejarah
kelam dalam republik ini ketika satu pemimpin menjadi seorang diktator maka
kepentingan pribadi menjadi sebuah primadona yang tak boleh di lewatkan, dan
dalam kasus seperrti ini Negara seolah memelihara bangsat demokrasi atas nama
kepemimpinan walaupun yang sedang memimpin adalah tikus tengik yang
menggerogoti kepercayaan rakyat, memang demokrasi adalah pilihan terbaik
ketimbang sebuah monarki, tetapi ketika rakyat tidak jeli memilih seorang calon
pemimpin darimana dan bagaimana
waktaknya, bersiaplah bahwa peluang untuk mendapatan seorang bangsat demokrasi
sangat terbuka lebar, demokrasi bukan memilih kucing dalam karung demokrasi
adalah penyampai amanah dari rakyat yang berharap akan adanya sebuah perubahan
bukan sebuah kemelaratan.
Demokrasi bukan
tempat mencari garong kekusasan, demokrasi bukan tempat untuk mencari
orang-orang bejad yang akan duduk di kursi kekuasan, dan dalam sejarahnya
demokrasi sedikitpun tidak mempersilahkan maling-maling pengambil kepercayaan
rakyat untuk duduk berleha-leha ketika rakyat yang di bawah menderita, tetapi
demokrasi menempatkan dan mecari orang-orang yang mau dan rela berkorban untuk
kepentingan dan kemaslahatan rakyat banyak bukan golongan atau individu yang
menjadi kepantasanya!!!
Tag :
Pemikiran,