- Back to Home »
- Pemikiran »
- UJUNG TIMUR
Posted by : kontributor
Minggu, 03 Oktober 2010
Opini: Impian Kepemimpinan dari Timur Indonesia
Aku mengimpikan seorang presiden dari ujung timur Indonesia yang adil dan bijaksana, sabar serta dihormati. Memang, rupa bukanlah jaminan atas sesuatu yang lebih baik, namun aku berharap bahwa hari ini dan di masa depan akan hadir seorang pemimpin yang berani dan tegas dalam menegakkan kedaulatan Indonesia, terutama dari ufuk timur Papua. Harus diakui, mungkin terasa mustahil, namun bolehkah aku bermimpi tentang masa depan yang lebih baik? Untuk membuktikan bahwa Indonesia bukan milik satu suku, bukan milik satu mayoritas, dan bukan milik satu pulau.
Papua bukanlah wilayah yang ambisius untuk merebut tampuk kepemimpinan nasional. Namun, aku percaya bahwa di antara sekian banyak rakyat Papua, serta dari sekian banyak generasi muda Papua dan daerah lainnya, ada jiwa patriotisme Indonesia yang ingin ikut andil menjadi bagian dari tokoh bangsa, yang mampu membawa negeri ini jauh lebih baik dari kondisi sekarang. Sayangnya, kesempatan itu seolah-olah tidak pernah ada. Mereka menyaksikan bahwa yang terus berkelakar dan beretorika adalah wajah-wajah lama.
Sejak Papua terbebas dari penjajahan dan merdeka pada tahun 1969 hingga sekarang, kita belum melihat kebanggaan rakyat Papua sebagai bagian dari Indonesia sepenuhnya. Impian mereka untuk bersama-sama membangun negeri ini selalu kandas di tengah jalan, ketika yang mereka lihat bukan berasal dari golongan mereka, atau bahkan bukan dari pemimpin Indonesia timur lainnya. Indonesia memang negara dengan mayoritas Muslim terbesar, namun aku percaya bahwa Indonesia bukan sepenuhnya milik satu mayoritas. Untuk mewujudkan negara ini menjadi negeri yang maju dan berdaulat, kita harus sepakat untuk tidak mendikotomikan kepemimpinan berdasarkan suku, agama, atau golongan. Aku lebih yakin bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim ini sangat terbuka terhadap calon pemimpin dari Papua dan daerah lainnya, tanpa memandang latar belakangnya.
Kemajuan, kesuksesan, kesejahteraan, dan kebijaksanaan dalam memimpin negeri ini tidak diukur dari mana seorang pemimpin berasal atau dari golongan mana, melainkan diukur dari bagaimana calon pemimpin itu mengelola dan menata negeri ini menjadi lebih baik. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah mereka yang niatnya tulus untuk membawa aspirasi seluruh rakyat Indonesia menjadi bangsa yang besar dan berdaulat di segala aspek kehidupan.
Opini ini bukan sekadar untuk memberi ruang bagi provinsi paling timur Indonesia, tetapi lebih didasarkan pada kesetaraan hak setiap warga negara Indonesia. Bahwa mereka, dan seluruh rakyat di pulau-pulau lain, juga berhak ikut andil membangun negeri ini. Dari Sabang sampai Merauke, dari Sambas hingga Pulau Rote, semua yang ada di sana maupun di sini memiliki harapan dan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin negeri ini. Ayo Indonesia, buktikan bahwa warna merah dalam benderamu melambangkan semangat perjuangan bersama yang lebih besar dari perbedaan. Ayo Indonesia, tunjukkan bahwa warna putih dalam benderamu melambangkan persaudaraan yang lebih besar dari permusuhan.
Papua, doaku untuk kalian, agar kalian bisa menjadikan anak-anak dan generasi muda di sana, seperti daerah lainnya, untuk bersama-sama membangun Indonesia menjadi lebih baik. Bukan hanya soal menjadi presiden atau menteri, bukan sekadar menjadi gubernur, bupati, atau wali kota, tetapi lebih dari itu, kalian bisa menjadi pemimpin dunia atas nama bangsa dan berkarya untuk Indonesia.