- Back to Home »
- Ungkapan »
- TAKDIR BERPISAH
Posted by : kontributor
Minggu, 05 Oktober 2014
Di kesepian malam
aku terlelap dalam buaian mimpi
seperti telah aku dengar engkau telah meninggalkanku
yang masih jauh dalam perjalanan roda waktu
Aku datangi engkau telah tertidur kaku
dan ku pijakan kaki di tanah
yang menjadi tempat terkahir kalinya
engkau merebahkan tubuhmu
Lebih dari 5 Jam berlalu
Aku buka kain kapan yang menutupi wajahmu
dan aku peluk erat tubuhmu
dengan tinggalkan kecupan indah
yang terakhir di keningmu waktu itu
seperti secuil takdir waktu
yang tersisa untuk bertemu denganmu
Sekarang 5 Jam kedepan
Sepatah kata ada yang telah memanggilku
dengan langkah berat ku coba naik di atas parit tanahmu
coba tengadah kelangir biru
akankah aku berjumpa denganmu kelak di sana
di surganya yang Esa
Kini
Aku pasarahkan ketika ragamu
telah tertimbun tanah di akhir waktu
sementara air mataku tak hentinya
terisak-isak menangisi kepergianmu
aku jatuh terkulai, dekat batu nisanmu yang membisu
dan mensesali apa yang tak pernah ku perbuat untukmu
Coba ku peluk gundukan tanah
yang seperti bukit itu
lalu tersirat ingin rasanya aku menyusulmu
bertemu denganmu kembali
menggemgam jari-jemari halusnya tanganmu
agar tak lepas dari jangkauan mataku
sambil ku bisikan kata syahdu layaknya lagu
bahwa "aku rindu dekat denganmu"
aku terlelap dalam buaian mimpi
seperti telah aku dengar engkau telah meninggalkanku
yang masih jauh dalam perjalanan roda waktu
Aku datangi engkau telah tertidur kaku
dan ku pijakan kaki di tanah
yang menjadi tempat terkahir kalinya
engkau merebahkan tubuhmu
Lebih dari 5 Jam berlalu
Aku buka kain kapan yang menutupi wajahmu
dan aku peluk erat tubuhmu
dengan tinggalkan kecupan indah
yang terakhir di keningmu waktu itu
seperti secuil takdir waktu
yang tersisa untuk bertemu denganmu
Sekarang 5 Jam kedepan
Sepatah kata ada yang telah memanggilku
dengan langkah berat ku coba naik di atas parit tanahmu
coba tengadah kelangir biru
akankah aku berjumpa denganmu kelak di sana
di surganya yang Esa
Kini
Aku pasarahkan ketika ragamu
telah tertimbun tanah di akhir waktu
sementara air mataku tak hentinya
terisak-isak menangisi kepergianmu
aku jatuh terkulai, dekat batu nisanmu yang membisu
dan mensesali apa yang tak pernah ku perbuat untukmu
Coba ku peluk gundukan tanah
yang seperti bukit itu
lalu tersirat ingin rasanya aku menyusulmu
bertemu denganmu kembali
menggemgam jari-jemari halusnya tanganmu
agar tak lepas dari jangkauan mataku
sambil ku bisikan kata syahdu layaknya lagu
bahwa "aku rindu dekat denganmu"