Archive for 2014
Noda Demokrasi dan Harapan
By : kontributorIndonesia adalah negara majemuk yang memiliki jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia dengan beragam suku dan latar belakang agama. Indonesia adalah penganut jalan kehidupan demokrasi pasca era reformasi.
Indonesia bukanlah negara yang pertama kali menganut sistem demokrasi. Sebelumnya, negara-negara di berbagai kawasan benua seperti Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia telah lebih dulu menggunakan azas demokrasi sebagai hal yang mutlak dan absolut untuk menetapkan serta menampilkan sebuah identitas baru.
Demokrasi adalah penjernih keadaan dari hal yang buntu menjadi berujung. Ia menjadi pengantar hati nurani rakyat yang tersampaikan melalui beragam cara, baik pendapat maupun gagasan. Sugesti yang ditawarkan cukup mempresentasikan keadaan jiwa dari setiap manusia yang sesungguhnya. Ia ibarat oase di padang pasir yang membuat decak kagum bagi mata di antara para penentang anti-demokrasi.
Ketika rezim berkuasa dengan otoritarian, demokrasi muncul sebagai jawaban menuju kebebasan. Rezim tidak akan tenang sebelum api Demokrasi berhenti berkobar karena rezim yang absolutis adalah penganut hukum tunggal yang ingin mengatur segala aspek kehidupan individu. Dari hal yang irasional sampai hal yang rasional, seorang rezim menggunakan nalar berfikir yang diiringi sifat ambisius tanpa menjadikan pengantar isi hati nurani sebagai tumpuan untuk bersandar dalam keadilan. Mengesampingkan segala perasaan dan mengedepankan nafsunya.
Indonesia ibarat sebuah anak kecil dari pasca kelahirannya tahun 1999 menuju dunia berkehidupan yang menganut sistem Demokrasi sebagai “Ibu” dari kepatutan untuk membuat segala bentuk keputusan yang menyangkut kenegaraan. Rakyat diberi kebebasan untuk memilih langsung dari tingkatan Yudikatif, Eksekutif, dan Legislatif. Bahkan, rakyat Indonesia diberi kepatutan untuk memilih para senator (Dewan Perwakilan) yang diinginkannya. Dari tingkatan desa sampai setingkat Gubernur, semua telah terlaksana dengan adanya pilihan langsung dari rakyat.
Namun, dibalik itu semua, bukan tidak mungkin ternyata banyak yang berlomba untuk memperebutkan segala bentuk kursi kekuasaan hanya untuk merasakan panas dinginnya duduk di atas kursi dengan hanya ber-Retorika di depan umum, atau hanya ingin merasakan kewibawaan dan Sakralan dari kursi kekuasaan yang telah dimilikinya hanya untuk sebuah harga diri dan pencitraan saja.
Hari ini atau hari kedepan, jika kita menerawang, rasanya sangat sukar untuk melihat adanya pemimpin yang mengambil atau ikut berlomba untuk berkuasa dengan menjadikan kursi kekuasaan sebagai amanah mengambil kesempatan untuk merubah dari keadaan yang tidak berpihak menjadi berpihak, untuk merubah pola mindset dari yang dilayani menjadi melayani, dan menjadikan kekuasaan yang ada di tangannya untuk sebuah kemaslahatan bagi semua orang. Tentunya, mendedikasikan diri di atas kekuasaan yang mendahulukan kepentingan rakyat yang telah memilihnya, bukan dengan mengekang atau bahkan menghilangkan azas demokrasi yang telah memilihnya untuk menjadi penguasa.
KEDELAI DAN KELEDAI
By : kontributorANTARA DILEMA DAN HUJATAN
By : kontributorREVOLUSI PERBAB
By : kontributorMENGHALAU BADAI
By : kontributormengoyak lidah liar menyapamu
meruang coba singgah di pelataran rumahmu
dan ku jatuhkan benih ikrar pengharapanku
Sudikah pintu hatimu ku buka
untuk aku tata berhiaskan kata cinta
sembari melempar badan gairah yang tanpak nyata
dan menghalau api kebimbanganmu yang ada
Menghitung waktu dikening jawahmu
seperti telah ku rasakan engkau begitu ragu
coba ku usir asa gelisah disetiap sudut pandangamu
agar kau tahu bahwa aku tak "begitu"
TAKDIR BERPISAH
By : kontributoraku terlelap dalam buaian mimpi
seperti telah aku dengar engkau telah meninggalkanku
yang masih jauh dalam perjalanan roda waktu
Aku datangi engkau telah tertidur kaku
dan ku pijakan kaki di tanah
yang menjadi tempat terkahir kalinya
engkau merebahkan tubuhmu
Lebih dari 5 Jam berlalu
Aku buka kain kapan yang menutupi wajahmu
dan aku peluk erat tubuhmu
dengan tinggalkan kecupan indah
yang terakhir di keningmu waktu itu
seperti secuil takdir waktu
yang tersisa untuk bertemu denganmu
Sekarang 5 Jam kedepan
Sepatah kata ada yang telah memanggilku
dengan langkah berat ku coba naik di atas parit tanahmu
coba tengadah kelangir biru
akankah aku berjumpa denganmu kelak di sana
di surganya yang Esa
Kini
Aku pasarahkan ketika ragamu
telah tertimbun tanah di akhir waktu
sementara air mataku tak hentinya
terisak-isak menangisi kepergianmu
aku jatuh terkulai, dekat batu nisanmu yang membisu
dan mensesali apa yang tak pernah ku perbuat untukmu
Coba ku peluk gundukan tanah
yang seperti bukit itu
lalu tersirat ingin rasanya aku menyusulmu
bertemu denganmu kembali
menggemgam jari-jemari halusnya tanganmu
agar tak lepas dari jangkauan mataku
sambil ku bisikan kata syahdu layaknya lagu
bahwa "aku rindu dekat denganmu"
AKU RELA
By : kontributordi penantian yang kelam nan lampau
daki-daki telah terkelupas dari pemukaan kulitku
mengharap engkau tuk singgah dan menemaniku
Diam-diam air mataku menetes
bagai embun yang menyinari rerumputan
ilalang yang kering meliuk-liuk
seolah menyambut haru atas perginya dirimu dari hidupku
Usah kau bimbang melihat diriku terpampang
dikabut badai hitammu
pergilah dengan hatimu yang diiringi ketulusan
biarlah diri ini merana da mati sia-sia
karena mengharap satu hal cerita cinta menjadi nyata
TAKJUB
By : kontributorTABU
By : kontributoryang memupuk hati
dimana kasih di agungkan
dimana jiwa saling sanjung
Kalian memang sedang memadu
merangkai tali-temali merajut hidup
yang suci di bawah sumpah kaliah memapah
Wahai sejoli
ukirkan nama kalian di antara hiasan permata harapan
untuk mengiringi kisah yang memang akan kalian dapatkan
ambil dan pahatkan karna mungkin kalian tak akan lama untuk
dapat kesempatan
Hidup hanya untaian waktu
yang akan berakhir tanpa kalian tahu
bermesraanlah selagi lakian bisa karna cinta
datang tanpa di duga
nikmati masa ini tapi jangankan alpakan dosa
karena disana neraka setia menanti
untuk menunggu setiap waktu
HUKUM RIMBA
By : kontributorAKU
By : kontributorRUANG DILEMA
By : kontributorSUARA SURAM
By : kontributordan diharap mereka terpilih
oleh mereka para pengabdi kuasa dan ironi